Sosok Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda)
Jawa Tengah (Jateng), Irjen Pol Ahmad Luthfi, belakangan menarik perhatian
publik. Bermula dari banyaknya spanduk dan poster yang menampilkan wajah Ahmad
Luthfi yang menandakan dirinya akan maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)
Jawa Tengah 2024.
Spanduk dan poster pengumuman Ahmad Luthfi mencalonkan diri sebagai gubernur terlihat di berbagai kabupaten/kota di Jawa Tengah, seperti Semarang, Solo, dan Magelang. Di sisi lain, Partai Amanat Nasional (PAN) juga sudah menunjukkan kesiapannya menunjuk pemimpin bintang dua sebagai calon Gubernur Jawa Tengah. Namun tak banyak yang tahu kalau Ahmad Luthfi yang digadang-gadang bakal jadi Gubernur Jawa Tengah 2024 itu bukan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol). Lantas, apa latar belakang profesi Ahmad Luthfi?
Ahmad Luthfi lahir di Surabaya, Jawa Timur
(Jatim) pada 22 November 1966. Mengawali karir di kepolisian dengan masuk
Akademi Pegawai Negeri Sipil Perang Relawan Perang Kepolisian Negara (Sepa)
pada tahun 1989. Saat itu, Ahmad Luthfi bisa bergabung dengan Sepa Milsuk
karena memiliki latar belakang intelijen keamanan.
Setelah menyelesaikan studinya di Sepa Milsuk, Ahmad Luthfi melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Perwira (Selapa) pada tahun 2000. Latihan Ahmad Luthfi dilanjutkan di Sekolah Perwira dan Administrasi Kepolisian (Sespim) pada tahun 2005. Dua tahun kemudian, ia masuk Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas).
Ahmad Luthfi yang masuk dalam bursa calon
gubernur Jawa Tengah ternyata punya kedekatan dengan Presiden Joko Widodo
(Jokowi). Bermula saat ia dilantik menjadi Wakil Kepala Polisi Resor Solo
(Wakapolres) pada tahun 2011. Saat itu, Jokowi masih menjabat Wali Kota Solo
sebelum mendampingi Basuki Tjahaja Purnama di Pilkada DKI Jakarta. Pada tahun
2015, Ahmad Lutfi mengemban peran baru sebagai Kapolri tunggal dengan pangkat
komisaris utama (kombes) setelah dipromosikan oleh Polri.
Perjalanan profesional Ahmad Luthfi
berlanjut sebagai Analis Kebijakan Madya Bidang Sosial Budaya Badan Intelijen
Keamanan (Baintelkam) Polri pada tahun 2017. Tak lama kemudian, ia diangkat
menjadi Wakil Kapolda Jawa Tengah pada tahun 2018 dengan pangkat brigadir. . .
umum (brigjen) atau konstelasi umum. Setelah itu, ia dipromosikan menjadi Irjen
(irjen) sebagai Kapolda Jateng dengan bintang dua di pundaknya.
Bukan lulusan akpol
Saat dilantik menjadi Kapolda Jateng, sosok
Ahmad Luthfi diminati banyak orang karena jabatan baru ini diambil saat Polri
banyak melakukan mutasi pada tahun 2020. Total ada 520 pegawai dan pimpinan di
pusat tersebut. Sembilan Kapolda tersebut diserahkan Jenderal (Pol) Idham Azis
yang saat itu menjabat Kapolri.
Selain itu, nama Ahmad Luthfi juga disebut
masyarakat karena ia merupakan Kapolda Jawa Tengah pertama yang tidak mengenyam
pendidikan di Akpol. Menurut Neta S Pane yang pada tahun 2020 menjabat sebagai
Ketua Presidium Kepolisian Republik Indonesia (IPW), pergantian Polri pada
tahun 2020 menunjukkan ada tiga mobil besar yang melaju.
”Yakni naiknya orangnya (Presiden) Jokowi
menjadi Kapolda Jawa Tengah, naiknya orang-orangnya Kapolri Idham Azis, di
antaranya menjadi Kapolda Kalimantan Tengah dan Kapolda Jawa Timur, serta
naiknya orangnya (Kepala Badan Intelijen Negara) Budi Gunawan menjadi jenderal
bintang tiga,” ujar Neta dikutip dari Kompas.id, Jumat (1/5/2020).
Neta mengatakan, di antara ketiga kendaraan tersebut, penunjukan Ahmad Luthfi paling menakutkan. Karir Ahmad Luthfi diyakini bermula saat menjadi panitia keamanan pernikahan putri Presiden Joko Widodo di Solo pada 2017 lalu. Saat itu, Neta menilai Jokowi sengaja mencalonkan Ahmad Luthfi sebagai calon Kapolri pengganti Idham. Namun Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo-lah yang kemudian ditunjuk menggantikan Idham sebagai Kapolri.
sumber: kompas.com