Survei Kanigoro Network, Ahmad Luthfi Raih Elektabilitas Tertinggi di Pilgub 2024

17 Jun 2024
Survei Kanigoro Network, Ahmad Luthfi Raih Elektabilitas Tertinggi di Pilgub 2024


Kanigoro Network menggelar survei figur dengan latar belakang profesi yang dianggap publik paling memiliki kapasitas untuk memimpin Jawa Tengah.

Survei tersebut digelar pada 20 hingga 30 Maret 2024 lalu dengan sasaran 1.400 responden di 35 kabupaten atau kota di Jawa Tengah dengan memakai metode multistage random sampling dan proporsional. Margin error dari survei ini diangka 2,1 persen dan memiliki tingkat kepercayaan 95 persen.

Hasilnya, dalam survei tersebut muncul sejumlah nama tokoh dari berbagai latar belakang profesi yang potensial memimpin Jawa Tengah mulai dari Irjen Ahmad Lutfi, Hendrar Prihadi, Sudaryono, Taj Yasin Maimoen, Dico M Ganinduto, Gus Yusuf dan Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul. 

Pendiri Kanigoro Network, Joko Kanigoro mengatakan, terdapat dua tahap dalam proses pelaksanaan survei. Pertama adalah survei tentang figur dengan latar belakang profesi yang dianggap publik paling memiliki kapasitas untuk memimpin Jawa Tengah.

"22,6 persen masyarakat Jawa Tengah menilai sosok berlatar belakang TNI atau Polri cocok memimpin Jawa Tengah. Kemudian 19,9 persen memilih figur pejabat pemerintah, 16,7 persen memilih figur pengusaha, 13,5 persen memilih figur politisi dan 11,6 persen memilih figur tokoh agama sebagai sosok yang cocok menjadi Gubernur Jawa Tengah," katanya, Rabu (24/4/2024).

Pada tahap kedua, lanjut Joko survei dilanjutkan dengan pertanyaan siapa tokoh yang akan dipilih masyarakat Jawa Tengah di Pilgub. 

"Dari survei kami, sebanyak 25,1 persen memilih Ahmad Lutfi sebagai sosok yang cocok memimpin Jawa Tengah. Kemudian, Hendar Prihadi dengan angka 23,8 persen, Sudaryono diangka 13,7 persen, Taj Yasin Maimoen 9,4 persen, Dico M Ganindito 7,2 persen, Gus Yusuf 5,6 persen dan Bambang Pacul 4,5 persen," ucapnya.

Joko mengungkapkan, latar belakang politik atau profesi sebagai rekam jejak ketokohan menjadi salah satu pertimbangan utama bagi publik untuk menentukan pilihan. 

"Persepsi kepemimpinan yang teges, Ngayomi dan mandegani masih relevan dengan kultur masyarakat Jawa Tengah yang diidentifikasikan pada background profesi, baik TNI dan Polri maupun pejabat pemerintahan atau birokrat," katanya.

Disisi lain, lanjut Joko, Penyertaan background (latar belakang politik/profesi), menjadi alat identifikasi DNA politik ketokohan cukup konsisten dengan elektabilitas tokoh atau figur yang dihasilkan dalam survey tersebut.

Sedangkan, survei elektabilitas 7 tokoh potensial tersebut merupakan survei lanjutan yang dilakukan berfokus pada preferensi publik terhadap background politik/profesi yang merupakan DNA politik ketokohan apakah dapat mempengaruhi pilihan responden atau tidak. 

"Kultur politik JawaTengah yang sangat spesifik ini diprediksi akan tetap menjadi pertimbangan utama kepercayaan publik pada figur ketokohan di Pemilu Kepala Daerah Provinsi Jawa Tengah bulan November 2024 mendatang," ujarnya.

 

(Sumber: rri.co.id)